Hari Raya Waisak

Oleh : Resta Malkisua Abdillah


Waisak ditandai sebagai tiga peristiwa penting yang terjadi pada sang Buddha Gautama atau Guru Agung bagi umat Buddha. Tiga peristiwa tersebut ditandai dengan kelahiran sang Buddha Gautama yang berjalan menuju pencerahan sempurna serta keberangkatan sang Buddha. Tiga peristiwa tersebut, kemudian dikenal sebagai Hari Tri Suci Waisak. Pada tanggal 4 Juni 2023 ini, umat Buddha merayakan Hari Raya Waisak.

Ada banyak rangkaian acara yang dilakukan oleh umat Buddha menjelang hari Waisak, contohnya adalah seperti meditasi, kebaktian serta pindapatta. Rangkaian acara tersebut, tentu saja memiliki makna maupun tujuannya masing-masing.

  Peringatan Hari Raya Waisak disebut sebagai penanda bagi kelahiran, pencerahan, dan kematian Sang Buddha, Siddharta Gautama. Buddha Gautama adalah guru dan memiliki pemikiran, bahwa kemewahan serta kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan seseorang.

  Dalam perjalanannya, Siddhartha Gautama mendapatkan pencerahan di bawah pohon Bodhi yang berada di Bodh Gaya. Pohon tersebut saat ini menjadi tempat bersejarah bagi agama Buddha di India. Buddha Gautama sendiri dikisahkan berkeliling sebagai seorang tunawisma. Ia juga dikisahkan belajar bermeditasi selama kurang lebih enam tahun lamanya. Dalam perjalanan tersebut, sang Buddha selalu belajar serta mempraktikan kehidupan asketisme yaitu sebuah kehidupan tanpa adanya kenikmatan duniawi demi memperoleh keuntungan spiritual. Usai mendapatkan pencerahan dengan sempurna, Buddha Gautama kemudian mengajarkan pada orang lain untuk menuju pada jalan kebebasan dari segala ketidaktahuan, keluar dari segala nafsu keinginan serta lahir kembali usai penderitaan.

Kemudian perjalanan kehidupan Buddha Gautama tersebut menjadi nilai dan sejarah penting bagi umat Buddha, seperti kelahiran untuk menuju pencerahan yang sempurna serta perjalanan kematian sang Buddha Gautama. 

Adapun peringatan Hari Raya Waisak sendiri digelar oleh para Buddhist Defence Committe sebagai perlawanan pada misi penyebaran agama Kristen yang dibawa oleh para pasukan kolonial. Perayaan ini dimulai pada 18 April 1885. Saat itu, peringatan Hari Raya Waisak dicetuskan sebagai bentuk pemersatu umat Buddha di seluruh dunia.

Makna Hari Raya Waisak diantaranya kelahiran Siddharta Gautama (623 SM), Siddharta Gautama mendapatkan penerangan Agung, Parinibbana (kematian sang buddha 543 SM).

Umat Buddha di setiap daerah, memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam merayakan hari Waisak. Akan tetapi ada satu hal yang pasti yaitu bahwa perayaan Waisak banyak terjadi di beberapa negara Asia, seperti Korea Utara, Korea Selatan, India, dan Thailand.

  Di Indonesia, umat Buddha biasanya merayakan hari raya Waisak dengan mengadakan festival lampion Waisak dan biasanya dilakukan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

  Menurut Balai Konservasi Borobudur, tradisi dari umat Buddha untuk merayakan hari raya Waisak di Candi Borobudur telah dilaksanakan sejak tahun 1929. Perayaan tersebut, identik dengan momen melepaskan ribuan lampion kertas ke langit.

  Biasanya, umat Buddha akan pergi ke kuil-kuil setempat mereka dan beberapa tinggal di kuil tersebut sepanjang hari hingga bulan purnama tiba. Mereka juga akan banyak melakukan perbuatan baik, melakukan meditasi, merenungkan ajaran-ajaran Buddha, membawa persembahan ke kuil dan berbagai makanan pada orang-orang lain. Beberapa keluarga Buddhis biasanya juga akan mendekorasi rumahnya dengan lentera. Mereka juga akan melakukan proses serta mengenakan pakaian berwarna putih. Tidak hanya itu, umat Buddha juga akan saling bertukar ucapan dengan teman maupun keluarga pada hari raya Waisak.

  Selain merayakan Waisak dengan festival dan upacara, umat Buddha biasanya juga akan melakukan upacara Bathing the Buddha pada hari Waisak. Upacara ini memperingati di mana air mengalir di atas bahu Buddha, tujuannya adalah untuk mengingatkan orang-orang untuk menjernihkan pikiran mereka dari segala pikiran negatif, contohnya seperti kebencian maupun keserakahan.

  Dalam perayaan Waisak, ada tiga hal pokok dalam rangkaian perayaan Waisak Nasional. Diantaranya pengambilan air berkat, melaksanakan ritual pindapatta, samadhi/meditasi. Setelah ketiga tahapan atau prosesi hari raya Waisak tersebut, dilakukan pula pradaksina, pawai dan acara kesenian.


Sumber :

https://www.detik.com/sumut/berita/d-6753481/hari-raya-waisak-2023-sejarah-jadwal-tema-ucapan-twibbon.

https://www.gramedia.com/literasi/waisak-adalah/








Posting Komentar

0 Komentar