Hari
Raya Nyepi dirayakan setiap tahun baru Saka oleh masyarakat yang
beragama Hindu. Bali terkenal dengan penduduknya yang sebagian besar
beragama Hindu, sehingga suasana pelaksaan Hari Raya Nyepi menjadi
salah satu suasana yang menjadi ciri khas Pulau Dewata ini.
Tahun
baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Kata ‘nyepi’ sendiri
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau senyap. Momen ini
digunakan untuk beribadah dan berdiam diri di rumah masing-masing
sehingga saat hari raya ini tidak ada aktivitas selama 24 jam;
seperti bepergian, bekerja dan tidak boleh mencari hiburan sama
sekali. Bali yang biasanya ramai oleh wisatawan domestik maupun dari
mancanegara, pada Hari Raya Nyepi ini akan sepi total. Namun
pecalang, polisi adat Bali tetap berjaga di luar untuk mengamankan
dan menertibkan masyarakat di sekitar ketika nyepi sedang
berlangsung.
Selain
beribadah dan berdiam diri di rumah masing-masing ketika nyepi sedang
berlangsung, umat Hindu juga tidak boleh menyalakan lampu. Ritual ini
dinamakan ‘amati geni’. Mereka tidak boleh menyalakan lampu
hingga esok pagi. Hal ini juga berlaku di tempat-tempat wisata dan
juga penginapan.
Sebelum
Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa ritual dan rangkaian upacara yang
harus dilaksanakan. Salah satunya adalah pengrupukan. Ritual ini
dilakukan dengan cara menyebar-nyebar nasi tawur, yaitu nasi yang
digunakan untuk perang. Selain itu juga mengobori dan menyebar meisu
ke rumah-rumah hingga seluruh pekarangan serta memukuli benda-benda
yang bisa membuat gaduh seperti kentongan. Ritual ini dimaksudkan
untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar. Di Bali ritual
pengrepukan juga dimeriahkan oleh pawai ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh ini
merupakan perwujudan dari Buta Kala yang diarak masyarakat
mengelilingi lingkungan dan akan dibakar oleh masyarakat setempat
dengan tujuan yang sama, yaitu untuk mengusir Buta dari lingkungan
sekitar.
Pada tahun 2020 Hari Raya Nyepi tampaknya dilakukan tanpa arakan ogoh-ogoh karena virus corona yang semakin memburuk di Indonesia. Sehingga untuk mengantisipasi agar virus tersebut tidak menyebar lebih luas, arak-arakan ini ditiadakan. Gubernur Bali telah melarang dan menghentikan seluruh kegiatan keramaian yang ada di Bali untuk menekan penyebaran virus COVID-19. Sehingga untuk merayakan Hari Raya Nyepi kali ini, umat beragama Hindu hanya akan bersembahyang tanpa melakukan kegiatan yang menimbulkan keramaian.
https://www.youtube.com/watch?v=d7fVq4Eba-
https://www.youtube.com/watch?v=dRum3YZ03Ek0
0 Komentar