Ketika mendengar kata kurban, apa yang kalian pikirkan pertama kali? Sapi, kambing, atau sate? Mungkin beberapa dari kalian akan menyebutkan bermacam-macam olahan makanan lain yang berbahan dasar dari hewan kurban. Atau mungkin setelah menahan lapar dan haus pada puasa sunah Arafah kemarin kalian sudah tak sabar untuk cepat-cepat menyantap hidangan lezat yang berjajar rapi di atas meja makan hari ini, misalnya gulai kambing dengan sedikit taburan bawang goreng. Tapi sekarang saya tidak akan membahas berbagai macam makanan yang akan membuat saya menelan ludah hanya dengan memikirkannya.
Berbicara tentang kurban, saya ingat beberapa hari yang lalu melihat berita muncul di google dan menurut saya sangat patut untuk di apresiasi. Dalam berita tersebut menyebutkan tentang seorang pria Batam yang memecahkan rekor MURI dalam kategori kurban terbanyak se-Indonesia dan akan dibagikan ke seluruh Indonesia. Lalu di dalam pikiran saya mulai bertanya-tanya, bagaimana pandangan non muslim terhadap ibadah kurban? Kemudian saya menghubungi beberapa teman saya non muslim dan bertanya bagaimana pendapat mereka tentang kurban.
Ketika ditanya apa saja yang mereka ketahui tentang kurban rata-rata mereka menjawab, hewan yang disembelih pada hari raya agama Islam dan dagingnya akan dibagikan kepada orang-orang. Lalu salah satu teman saya juga ada yang menjawab, “Kurban merupakan sebuah persembahan kepada Tuhan, seperti yang Tuhan coba ujikan kepada Nabi Abraham—nama lain Nabi Ibrahim dalam agamanya.”
Setelah bertanya apa yang mereka ketahui tentang kurban, saya mencoba untuk mengaitkan pertanyaan saya dengan pandangan mereka ketika kami sebagai umat muslim menyembelih hewan dalam skala yang besar hingga memecahkan rekor MURI Indonesia. Bagi mereka menyembelih hewan merupakan hal yang lumrah dan sudah biasa dilakukan oleh orang muslim. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa tiap agama memiliki adat pada hari raya agamanya masing-masing, tak terkecuali hari raya Idul Adha ini.
Namun jika dikaitkan dengan memotong hewan secara besar-besaran dan hingga memecahkan rekor maka banyak dari mereka yang tidak setuju dengan hal ini. Jika diambil dari sudut agama, mereka mengatakan bahwa kurban merupakan kegiatan yang baik sehingga menurut mereka selama itu hal yang baik maka tidak apa-apa untuk terus melanjutkannya. Namun salah satu teman saya juga menambahkan “Tapi kalau melihat dari sisi moral dan lingkungan, ini merupakan animal abuse karena menyembelih hewan dalam skala besar dalam satu waktu. Saya pribadi berpikir bahwa ini sudah tidak lagi bertujuan untuk ibadah namun upaya untuk pemecahan rekor walaupun pada akhirnya akan dibagi-bagikan untuk seluruh Indonesia. Selain itu juga akan berdampak pada kelangsungan makhluk hidup.”
Menanggapi statement tentang kurban dalam jumlah besar merupakan animal abuse, saya mencoba bertanya kepada salah satu ustad, kemudian beliau mengatakan “Ada beberapa alasan yang membuat kurban bukan animal abuse. Yang pertama adalah niat dari orang yang berkurban, apabila ia memang niat untuk berkurban maka tidak ada masalah. Kedua, tergantung proses penyembelihannya, apabila disembelih dengan ketentuan yang benar maka juga bukan animal abuse. Ketiga, hewan kurban merupakan hewan ternak yang kodratnya memang untuk disembelih dan cara menyembelihnya pun juga atas nama Allah.”
Seperti yang diketahui, apapun perbuatan kita harus didasari pada sebuah niat. Apabila didasari dengan niat yang baik, maka segala sesuatunya akan dimudahkan dan dilancarkan. Seperti salah satu hadis dari Umar bin Khattab, “Setap perbuatan hanya sah dengan niat setiap orang akan mendapatkan imbalan sesuai dengan niatnya”. (HR Bukhari Muslim).
Sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/4315494/pria-di-batam-bakal-pecahkan-rekor-muri-kurban-terbanyak-se-indonesia
Sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/4315494/pria-di-batam-bakal-pecahkan-rekor-muri-kurban-terbanyak-se-indonesia
0 Komentar